FAKTACIREBON.ID – Insiden ambruknya atap ruang kelas SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon, menjadi perhatian serius pemerintah.
Peristiwa yang terjadi saat siswa tengah mengikuti kegiatan remedial ini mengakibatkan 10 siswa terluka, terdiri dari tujuh siswa yang tertimpa reruntuhan dan tiga lainnya terdampak secara langsung.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, langsung turun ke lokasi untuk memantau situasi dan menyampaikan keprihatinannya.
“Rehabilitasi atap ruang kelas pada 2021 menggunakan baja ringan, namun genting yang digunakan masih material lama yang berat. Ditambah dengan hujan intens, ini menjadi faktor utama penyebab ambruknya atap,” jelas Wahyu.
Pemerintah daerah memastikan akan menanggung semua biaya pengobatan korban. Tujuh siswa yang terluka, terdiri dari empat laki-laki dan tiga perempuan, telah mendapatkan penanganan medis.
“Kami memastikan biaya pengobatan korban ditanggung penuh oleh pemerintah. Saat ini fokus kami adalah keselamatan dan pemulihan para siswa,” tegas Wahyu.
Selain itu, Pemkab Cirebon segera menggelar rapat pimpinan untuk mencegah kejadian serupa.
Rencana evaluasi akan dilakukan pada seluruh gedung sekolah dan fasilitas pemerintah yang menggunakan kombinasi material serupa.
Selama masa perbaikan, kegiatan belajar mengajar akan dialihkan sementara ke ruang guru yang sudah disesuaikan.
Wahyu mengungkapkan, “Rehabilitasi total diharapkan selesai pada 2025. Sebagai langkah awal, genting berat pada area rawan akan segera diturunkan.”
Tidak hanya itu, Pemkab Cirebon berencana melibatkan aparat penegak hukum untuk menyelidiki potensi kelalaian dalam pembangunan sebelumnya.
Wahyu menegaskan, “Jika ada kelalaian, pihak terkait harus bertanggung jawab. Kami juga akan mengalokasikan anggaran tambahan untuk memastikan perbaikan berjalan cepat.”
Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Dr. Sophi Zulfia, turut meninjau lokasi kejadian. Ia menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap konstruksi bangunan sekolah.
“Kami akan memanggil dinas terkait untuk meningkatkan pengawasan dan memastikan standar pembangunan yang lebih baik. Jangan sampai insiden seperti ini terulang kembali,” ujar Sophi.
Sophi juga menambahkan bahwa insiden ini menjadi momentum penting untuk memperbaiki kualitas infrastruktur pendidikan di Kabupaten Cirebon.
“Keselamatan siswa harus menjadi prioritas dalam setiap proyek pembangunan,” pungkasnya.