FAKTACIREBON.ID – DPRD Kabupaten Cirebon melalui Komisi I menegaskan pentingnya pembentukan tim ad hoc sebagai solusi konkret penanganan pengemis di area situs religius Makam Sunan Gunung Jati. Isu sosial yang mengganggu kenyamanan peziarah ini menjadi sorotan utama dalam rapat koordinasi antara legislatif dan SKPD Kabupaten Cirebon pada Senin, 14 Juli 2025.
Rapat yang digelar lintas instansi tersebut menggarisbawahi urgensi tindakan nyata, termasuk merumuskan kebijakan berbasis data. Ketua DPRD Sophi Zulfia menekankan bahwa langkah konkret harus diawali dengan pemetaan masalah yang akurat agar tidak terjadi solusi setengah hati.
Komisi I DPRD sebelumnya telah menginisiasi rapat khusus yang membahas kompleksitas persoalan sosial ini. Rohayati, Ketua Komisi I, mengusulkan agar tim ad hoc diketuai oleh Sekda Kabupaten Cirebon, serta diberi mandat untuk menyusun MoU bersama keraton dan mendeklarasikan komitmen penertiban pengemis.
Wakil Ketua DPRD Raden Hasan Basori turut menyampaikan bahwa pembentukan tim ini menjadi poin krusial karena kompleksitas kewenangan di kawasan makam. Hal ini diperkuat oleh Teguh Rusiana Merdeka yang berharap sinergi lintas pihak tetap terjaga, dan pendekatan yang dilakukan tidak menyinggung pihak manapun.
Di sisi eksekutif, Kepala Dinas Sosial Indra Fitriani mengungkapkan bahwa jumlah pengemis di kawasan makam mencapai sekitar 100 orang, dengan komposisi beragam mulai dari anak-anak, lansia, hingga pemuda usia produktif. Dinsos telah memberdayakan sebagian pengemis melalui pelatihan menjahit, namun faktor mindset membuat beberapa kembali ke jalanan.
Beberapa SKPD lainnya seperti Satpol PP, Bapelitbangda, DPMD hingga pihak kepolisian turut menyatakan dukungan terhadap rekomendasi pembentukan tim. Mereka sepakat perlunya sinergi dan pendekatan terpadu untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan.
Makam Sunan Gunung Jati sebagai destinasi religi ternama di Jawa Barat memang memerlukan penataan sosial yang serius. Dengan koordinasi lintas sektor, upaya ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan permasalahan pengemis, tapi juga meningkatkan kenyamanan dan keamanan para peziarah yang datang dari berbagai daerah.